Lelaki kekar itu begitu gesit bergerak…..keluar-masuk pasar yang terbakar itu. Sudah begitu banyak tumpukan barang yang coba diselamatkan dari kobaran api yang menyala. Sesekali dia keluar dengan sesosok tubuh manusia….ada yang pingsan….ada yang meronta-ronta minta dilepaskan….tetapi ia tidak peduli….yang penting, jangan sampai ada korban jiwa……Tak dipedulikannya lagi peluh yang membasahi sekujur tubuhnya…..juga luka gosong disana-sini….bahkan pakaiannya pun banyak yang robek…..entah tersangkut atau terbakar api yang demikian ganas…..
“Terima kasih Pak….Terima kasih….” demikian suara tulus seorang Bapak saat menerima tubuh istrinya dari tangan lelaki itu…..Istrinya sendiri terlihat meronta-ronta histeris sambil meneriakkan kata-kata “barang daganganku ludess….entek….entek……habis semuanya…..kobong.…..hu…hu…hu…..”
“Tolong pegangi terus Pak. Saya khawatir jika dilepas….istri Bapak akan lari lagi ke dalam api….terlalu berbahaya Pak…..Terlalu beresiko….” Lelaki tegap itu coba menjelaskan kondisi dalam pasar….
“Iyya….Pak……Bagi saya yang penting istri saya selamat…..dagangan nanti bisa dicari lagi…..”
“Cari dimana Paaakk…..dagangan itu tidak semuanya milik kkita…….kebanyakan titipan orang…… bagaimana kita bisa membayarnya….hu…hu…hu….”
“Sudahlah Bu….eling…eling marang Gusti Allah…..koyo wong sing ‘ra duwe Agomo wae…..Ojo lali…. kowe kuwi wis Hajjah…..dadi yo kudu luwih biso nerimo coban……”Bapak itu sekali lagi coba menenangkan istrinya
Lelaki tegap itu hanya tersenyum tipis…..sambil membalikkan badan untuk kembali memasuki pasar yang terbakar hebat…..Ya…hari itu, Kamis pagi Tangal 9 Agustus 2007, Pasar Bandarejo Ungaran, salah satu pasar terbesar di Kabupaten Semarang, terbakar hebat……meluluhlantakkan seluruh toko dan kios yang ada di pasar tersebut hampir tak bersisa….. kerugian ditaksir mencapai miliaran rupiah…..walau demikian, kata orang Jawa, untungnya tak ada korban jiwa dalam peristiwa itu…..ya…masih untung
lanjutin