Garuda, Naturalisasi, Euphoria, Politik, Tiket, Jago Kandang, dan Juara…?!

Bulan Desember ini  setelah pada bulan-bulan sebelumnya sibuk diguyur bencana, Indonesia benar-benar dihibur penampilan ciamik Timnas-nya di Piala AFF 2010. Penampilan yang memikat, kompak, ples aksi menyerang nan merangsang bikin seantero negeri ini bergetar. Rasa nasionalisme pun muncul membuncah di dada setiap manusia Indonesia. Mungkin inilah kekuatan sebenarnya sepak bola…. Bisa menyihir jutaan penonton, tidak hanya yang hadir langsung di stadion tetapi juga yang nonton jarak jauh via televisi di acara-acara nonbar maupun di rumah masing-masing. Mangkanya walau prestasi Indonesia di bidang sepakbola masih memprihatinkan,  ber-miliar-miliar duit rela dikucurkan para pemkab maupun pemkot buat mendongkrak prestasi klub yang dimiliki daerah setempat sekaligus dipakai sebagai kendaraan politik banyak orang. Jadi untuk cabang olah raga lain jangan ngiri ya….

Dan setelah kabar-kabar kemenangan dari Senayan begitu membahana maka lalu muncullah harapan bagi Timnas Indonesia untuk menjadi juara di ajang AFF untuk yang pertama kalinya. Efeknya, Senayan seolah rubuh…tak kuat menampung animo penonton yang ingin menyaksikan penampilan Timnas secara langsung….Selanjutnya muncul berbagai pembicaraan-pembicaraan menarik yang intinya menyanjung-nyanjung Timnas secara berlebihan…Muncul pula masalah-masalah sepele yang dibesar-besarkan banyak orang tentang buruknya sistem penjualan tiket di Gelora Senayan. Gak tau ya…. manusia Indonesia itu kalo lagi sukses ribut…lagi sedih ribut…lagi nyantai ribut… lagi kena bencana pun ribut….seakan tiada hari tanpa ribut-ribut. Dan keributan itu pun dibungkam Malaysia di Bukit Jalil dengan kemenangan meyakinkannya 3-0 atas Indonesia. Sebuah kemenangan yang rasanya berat disamai lagi oleh Indonesia di Senayan tanggal 29 Desember mendatang….

Garuda, Naturalisasi, Euphoria, Politik, Tiket, Jago Kandang, dan Juara…?! Mungkin itulah rentetan kalimat yang tepat buat menggambarkan perjuangan Team Sepak Bola Nasional di Piala AFF kali ini. Moga-moga saja kata terakhir bukanlah sebuah…?!… melainkan tanda penuh semangat sekaligus tegas……!!

1. Garuda

Garuda di Dadaku…Garuda Kebanggaanku

Kuyakin Hari ini…Pasti Menang…!!

Itulah lagu paling populer yang dinyanyikan oleh beragam penduduk negeri ini…tua muda…miskin kaya…semuanya akan bersemangat menyanyikan lagu itu, utamanya saat menyaksikan penampilan Timnas di lapangan. Rasa nasionalisme pun meninggi seiring riuhnya mereka bernyanyi. Sesuatu yang jarang kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari bangsa ini yang semakin lama semakin individualistis saja. Sayangnya masih saja ada yang rese dengan menggugat pemakaian lambang garuda di dada para pemain tim nasional…. yah….emang rakyat bangsa ini semakin kurang kerjaan lah….Yang ngikut terkenal adalah Band pengusungnya :Netral” yang seolah bangkit dari kubur gara-gara lagu itu…walau irama lagu itu gak orisinil amat karena jelas-jelas ngikut iramanya lagu daerah Papua….Apuse….Ko Kandao…Wu Plenso Baninema…Bakipase….

2. Naturalisasi

Salah satu amanat SBY dalam mendongkrak penampilan tim Indonesia agar dapat berprestasi, setelah dibantai Timnas Uruguay 7-1,  adalah memanfaatkan pemain naturalisasi. Jawaban dari amanat itu adalah Irfan Bachdim dan Christian Gonzales. Gonzales terbukti merupakan striker pelengkap keping terakhir Timnas yang selama ini dikenal susah mencetak gol. Golnya di semifinal kedua saat melawan Filipina benar-benar gol kelas dunia yang mampu memuaskan seluruh bangsa Indonesia, termasuk SBY yang menyaksikannya secara langsung di lapangan. Irfan Bachdim…?! Cukup lumayan permainannya. Tapi yang lebih istimewa adalah wajahnya yang ganteng hingga bikin cewek-cewek rela berbondong-bondong, berangin-angin ria buat menyaksikan penampilannya secara langsung di lapangan….. Walau demikian, kehadiran pemain Naturalisasi ini bagi beberapa kalangan dianggap akan menghambat kemunculan pemain asli Indonesia… Sesuatu yang langsung dibantah sang ketua PSSI, Nurdin Halid, yang menyebutkan bahwa Gonzales bukanlah pemain Natralisasi tetapi pemain yang sejak lama ingin menjadi WNI (opo bedane Cak…?!) Sementara Irfan belum pernah menjadi warga negara lain selain Indonesia….Jadi belum nee….So…kita tunggu program naturalisasinya Bung Nurdin….

3. Euphoria

Tidak ada hari tanpa berita tentang Tim Nasional Indonesia. Inilah komoditi panas media selama bulan Desember 2010. Dan inilah yang sangat ditakuti oleh Alfred Riedl, sang pelatih Tim Nasional Indonesia. Indonesia belum meraih apa-apa…begitulah yang setiap kali diucapkan oleh Riedl menanggapi terlalu berlebihannya media dalam mengekpose Timnas, termasuk pemain-pemainnya. Yang ditakuti Riedl adalah mental pemainnya yang terlalu ke-pede-an hingga belum apa-apa para pemain sudah merasa juara atau minimal merasa juara tanpa mahkota yang sangat berbahaya di sepakbola…Belum lagi sambutan yang berlebihan ples undangan jamuan kemana-mana akan bikin para pemain kecapekan mengikuti acara seremonial. Dan yang lebih penting lagi akan kehilangan motivasi dan fokus pada pekerjaan di lapangan…Mungkin kita masih ingat Euphoria serupa di tahun 2004 kala Timnas diasuh Peter White. Waktu itu kita pun begitu perkasa lewat aksi-aksi memikat Ilham Jayakesuma ples kemunculan si anak ajaib Boaz Salosa. Merasa sudah juara karena berhasil mengatasi Malaysia di Bukit Jalil…Kenyataan pahit harus diterima saat di final, Timnas harus takluk secara tragis oleh Singapura di leg pertama yang bahkan waktu itu dilaksanakan di Senayan…!! Kejadian serupa kayaknya akan terulang lagi di tahun ini….

4. Politik

Tertuduh utama yang mempolitisasi popularitas Timnas tentu saja adalah PSS yang selama ini dipandang gak becus ngurusi sepakbola nasional. Bahkan Arifin Panigoro secara terang-terangan membuat kompetisi tandingan (LPI) buat nyaingi Liga Super yang penuh rekayasa, bobrok, dan banyak ngabisin duit rakyat. Dalam suatu kesempatan, Nurdin menyayangkan sikap masyarakat yang menjelek-jelekkan PSSI sementara malah memuji Timnas yang notabene adalah tim bentukan PSSI. Lalu juga berbondong-bondong beberapa partai besar sibuk melakukan jamuan pada Timnas, tentu saja skalian kampanye. Sementara media massa maupun elektronik tak henti-hentinya menaikkan oplah maupun rating acara dengan menayangkan momen-momen Timnas dan pemain-pemainnya, bapak-ibunya, kakak-adeknya, sodara-sodara, ponakanjuga, temen seklubnya, temen kecilnya, tetangganya…Belum lagi  hadirnya tulisan or wawancara dari pengamat tentang timnas yang tambah lama tambah mengada-ngada…. Pokoke lucu lah ngeliat tiap hari ada saja orang yang mengklaim and mengklaim paling berjasa gitu…

5. Tiket

Satu catatan buruk tentang penyelenggaraan Piala AFF 2010 ini adalah penjualan tiket pertandingan yang amburadul. Akibat membludaknya penonton yang begitu antusias menyaksikan penampilan hebat Timnas, membuat tiket-tiket sold out (menurut panitia) jauh sebelum hari pertandingan. Walau demikian terlihat tiket itu muncul kembali di hari pertandingan melalui para calo-calo karcis. Tentu saja dengan harga melambung 2 sampai 3 kali lipat. Beberapa penonton kemudian menyanyangkan tiket VVIP yang dibagikan petinggi PSSI secara gratis pada beberapa anggota DPR yang tentu saja akan mengurangi jatah penonton lain. Bahkan SBY juga diminta gak usah ikut-ikutan nonton ke Senayan buat mengurangi antuasiasme dukungan rakyat Indonesia pada Timnas… Lho brarti SBY bukan termasuk rakyat Indonesia ya….?!

6. Jago Kandang

Di Gelora Bung Karno, Indonesia benar-benar tak terkalahkan dan bahkan selalu menang. Di Penyisihan Grup, Indonesia menyikat Malaysia 5-1. Lalu Laos pun harus menyerah 6-0. Indonesia bangkit dari ketertinggalan dan menyingkirkan Thailand dari turnamen melalui kemenangan 2-1. Tim Filiphina dengan 9 pemain blasteran pun dibuat bertahan total di semifinal hingga harus menyerah masing-masing dengan 1-0. Bagaimana…?! Apakah permainan Indonesia sudah membaik…?! Gak juga. Nyatanya di Bukit Jalil Indonesia benar-benar dihancurkan Malaysia secara telak. Terlepas permainan licik penonton yang tak henti-hentinya menyorotkan sinar laser pada pemain Indonesia, secara umum Indonesia memang pantas kalah dari Tim Malaysia. Dan seandainya Indonesia berhasil menang lagi di Gelora Senayan pada final leg kedua…terlepas juara atau tidak…Indonesia memanglah pantas menyandang gelar sebagai…JAGO KANDANG…!!

7. Juara…?!

Bisa dikatakan Timnas Indonesia merupakan team terbaik selama AFF 2010 alias team yang paling pantas menjuarai ajang sepakbola terbesar Asia Tenggara tersebut. Mungkin tahun ini adalah saat terbaik bagi Tim Indonesia untuk merasakan gelar juara Asia Tenggara pertama sepanjang sejarah. Yakin juara….?!  Bagaimana komentar Anda setelah kekalahan team Indonesia dari Malaysia 3-0 di Stadion Bukit Jalil, Malaysia….?!

Tinggalkan komentar