Banyak pemain sepakbola jaman dahulu ngiri dengan pemain jaman sekarang terutama dari segi materi. Apalagi jika melihat transfer gila-gilaan yang dilakukan oleh klub-klub profesional jaman sekarang yang bisa dikatakan tidak masuk akal. Bagaimana tidak, musim panas ini rekor demi rekor terus tercipta,mulai Kaka yang 68 juta pound, lalu Ibrahimovic yang 84 juta pound, sampai kemudian rekor segala rekor yang diciptakan CR9 sebesar 94 juta pound. Hal itu belum termasuk angka-angka transfer besar yang lebih kecil tapi begitu banyak terjadi pada pemain-pemain macam Karim Benzema, Samuel Eto’o, Carlos Teves, Emanuel Adebayor….yang bener-bener bikin ngiri pemain-pemain legendaris macam Maradona, Pele, Johan Cruyf , Zico, Kempes, atau juga sang presiden UEFA yang notabene juga mantan pemain hebat Michael Platini…yang tak henti-henti mengecam tindakan klub-klub kaya dalam melakukan kontrak pemain secara besar-besaran….kadang terlalu tinggi apabila dibandingkan kemampuan olah bola jaman sekarang. Tapi begitulah industri sepakbola jaman sekarang nan gemerlap serta bernuansa kapitalisme…..
Sepakbola jaman sekarang memang beda….semuanya berujung duit dan duit melulu hingga bikin para pemainnya kaya raya. Hanya saja satu hal yang harus dihadapi pesepakbola jaman sekarang sebagai konsekuensi besarnya duit yang mereka terima yakni tekanan yang begitu besar bagi pemain. Tekanan bukan saja seberapa hebat olah bola yang pemain lakukan di atas lapangan, tetapi lebih pada kontribusi mereka terhadap kemenangan tim yang dibelanya. Bahkan si pemain bisa saja bermain jelek, tapi asal timnya menang maka pemain tersebut akan dipuja-puja….dan sebaliknya, seberapa hebatnya dia bermain tapi kalu timnya kalah maka segudang caci maki akan dia terima….bahkan sampai berujung pada pemecatan atau penjualan pemain di musim berikutnya….Tercatat banyak pesepakbola bertalenta yang terpaksa harus kehilangan tempat dan tak bisa menunjukkan performa terbaiknya akibat kekalahan timnya, tidak sesuai skenario permainan, tidak sesuai selera pelatih, selera penonton…dan sebagainya dan sebagainya….Kondisi ini tentu saja membuat derajat stress pemain menjadi meninggi hingga banyak pemain yang merasa tidak bisa menikmati sepakbola sebagai bagian dari kesenangan hidup…karena sekarang mereka merasa tidak ada bedanya lagi dengan pekerja-pekerja lain, yang tunduk pada sistem….yang kadang membuat mereka merasa menjadi robot-robot sepakbola.
Pada musim 2009/2010 ini, kondisi ini semakin parah menimpa para pemain tersebut. banyak pemain yang terpaksa harus hengkang dari klub lamanya karena alasan-alasan yang kadang tidak masuk akal…hingga kadang sebagai penonton kitanya jadi terheran-heran…mengapa pemain sebagus itu harus dijual….kenapa tidak dipertahankan….Dan pemain-pemain yang harus mau tak mau tersingkir dari tim saya anggap sebagai korban kapitalisme sepakbola nan kejam. Berikut beberapa nama yang tercatat harus pergi dari tim yang dicintainya…. Baca entri selengkapnya »