Jatuhnya Para Presiden Karena Melanggar Sila-Sila Pancasila…?!

Maret 26, 2010

Konon menurut para Cerdik Cendikia yang saya baca dari Bukunya Kang Slamet Ristanto (humor-humor Calon Haji), jatuhnya kekuasaan Presiden di Indonesia di masa lalu disebabkan oleh pelanggaran yang dilakukan sang presiden sesuai urutan sila-sila Pancasila.

Presiden Soekarno, sebagai presiden pertama pernah menelurkan konsep Nasakom (Nasional, Agama, dan Komunis). Mungkin maksudnya baik, yaitu untuk menjembatani berbagai kepentingan nasional agar semua pihak dapat terakomodir, kususnya kepentingan partai tertua yakni Partai Komunis Indonesia. Namun karena paam Nasakom ples PKI adalah komunis nan atheis maka al itu jelas-jelas melanggar sila pertama Pancasila, Ketuhanan Yang Maha Esa. Maka berakhirlah kekuasaan sang proklamator kemerdekaan kita yang kebetulan diakibatkan pembangkangan yang dilakukan partai atheis itu.

Baca entri selengkapnya »


Kuliah sebagai Sarana untuk Sukses….?!

Maret 24, 2010

Ujian Nasional untuk tingkat SMA saat ini sedang berlangsung. Walaupun masih kontroversi tetapi Ujian Nasional yang sekarang dianggap lebih masuk akal bagi banyak orang karena ada mekanisme ujian ulang bagi siswa yang tidak lulus. Dan kalau masih tidak lulus juga maka siswa pun masih dapat lulus melalui ujian persamaan yang digelar pada sekitar bulan-bulan Juni. Dan kalau masih tidak lulus juga….ya…mungkin mereka memang tidak layak lulus SMA alias kerjanya selama 3 tahun di SMA cuman maen, hura-hura atau malah pacaran melulu. Na…yang bikin saya gak setuju dengan UN adalah sikap banyak orang yang begitu mendewa-dewakan ujian kelulusan SMA itu sebagai sesuatu yang begitu besar alias ’final match’…padahal setelah kelulusan SMA itu, para remaja itu harus usdah menentukan masa depannya…yakni mau langsung kerja (yang semakin sulit menampung lulusan SMA) atau memilih untuk kuliah.

Kuliah bagi banyak orang seringkali dianggap sebagai buang-buang duit saja. Alasannya, kuliah sering tidak menjamin nasib seseorang mendapatkan pekerjaan yang layak bagi penghidupannya. Apalagi banyak contoh orang sukses di negeri ini yang tidak melalui jalur kuliah. Belum lagi mitos bahwa Universitas di negeri ini, baik negeri maupun swasta, sebagian besar masih merupakan ‘menara gadhing’ alias masih saja berkutat dengan teori-teori usang hingga sukar mencetak sarjana siap pakai alias hanya mampu mencetak sarjana siap latih.

Anomali dengan itu, kuliah di jaman sekarang juga semakin mahal ples banyak jalur tanpa tes yang dapat ditembus seorang yang kaya untuk dapat berkuliah di sebuah jurusan di hampir semua universitas. Tentu saja dengan membayar sejumlah uang tertentu. Sebagai contoh saja, dengan membayar 300 juta Anda bisa mendudukkan anak Anda di Fakultas Kedokteran di universitas manapun di Indonesia (heran juga ngelihat para orang tua di negeri ini yang masih memandang fakultas kedokteran sebagai jurusan yang paling favorit. Emang setelah lulus jadi dokter…nyari duit dari dokter gampang…?! Gampang sih kalo mereka mau kerja di luar Jawa yang dokternya dikit…kalo di Jawa sih dokter sudah kudu saingan sama para dukun pengobatan alternatif dengan kosep ‘back to nature’ nya yang saat ini sedang populer). Kondis-kondisi itu yang bikin pilihan untuk berkuliah selepas SMA menjadi diragukan buat menempuh kesuksesan dalam kehidupan di masa mendatang.  Baca entri selengkapnya »