Ada banyak cerita tertinggal pasca kekalahan timnas Indonesia saat pra piala Asia di Senayan 6 Januari kemaren. Kekalahan sih sudah menjadi masalah biasa bagi PSSI yang notabene masih merasa sebagai kesebelasan underdog di Asia (lihat, PD saja tidak ada apalagi pengen menang….susah….!!). Yang bikin jengkel para penonton adalah penampilan buruk hingga kesebelasan Indonesia seperti diwakili oleh kesebelasan amatir saja. Bisa dikatakan kekalahan itu hampir tanpa perlawanan berarti. Kesebelasan Indonesia bener-bener tertekan sepanjang pertandingan. Bukan saja teknik kalah, semangat tempur pun hampir tidak ada di setiap lini permainan. Hingga sangking jengkelnya, salah seorang penggemar sepak bola Indonesia (Hendri Mulyadi) sampai memerlukan masuk lapangan buat menjadi the real pemain ke-12 guna membantu tim Indonesia dalam memasukkan bola ke gawang lawan. Salah seorang pengurus PSSI kemudian secara emosional menyatakan bahwa para pemain timnas yang sekarang dianggap sudah habis hingga pada pertandingan pra piala asia terakhir, yang sudah tidak menentukan akibat timnas sudah tersingkir, Indonesia akan mewakilkannya pada Tim U-23 yang sebenarnya juga ancur-ancuran saat berlaga di Asian Games Vietnam kemaren yang bahkan kalah sama kesebelasan Laos. Bener-bener menyedihkan…!!
Sekali lagi dilema klasik for club or country, dituding sebagai penyebab lemotnya penampilan pemain timnas. Di satu sisi, pemain dituding terlalu mata duitan hingga sering malas-malasan saat membela timnas guna menghindari cedera. Tetapi di sisi lain, pemain menuding PSSI juga kurang bertanggung jawab jika pemain cedera saat membela timnas, utamanya dalam hal kesejahteraan pemain saat sedang cedera. Padahal para pemain itu sudah terjun total sebagai pemain sepakbola profesional yang hanya menggantungkan hidupnya pada bayaran sebagai pemain sepakbola.
Saya sendiri sebenarnya juga cukup heran dengan penampilan para pemain yang begitu drop jika dibandingkan penampilannya saat bermain di klub. Setiap Rabu, Sabtu, dan Minggu sore, kita selalu disuguhi tayangan sepakbola Liga Super yang begitu menarik, dramatis, penuh aroma ngotot hingga cukup mengherankan melihat penampilan saripati Liga Super yang letoy saat membela timnas. Walaupun demikian, saya sendiri tidak setuju jika tim U-23 yang diberangkatkan ke Australia. Mungkinakan lebih menarik jika PSSI bersedia melakukan seleksi ulang atas penampilan para pemain di Liga Super yakni dengan memilih pemain-pemain yang selalu ngotot saat bertanding walau pemain tersebut bukan merupakan langganan timnas. Mungkin secara teknis pemain itu tak sebagus pemain langganan timnas, tetapi kelemahan teknis itu pasti akan tertutupi oleh semangat membara sampai berdarah-darah yang ditunjukkan para pemain saat di lapangan.