Sekali Lagi Lebaran Kita Berbeda….

Agustus 29, 2011

Sekali lagi lebaran kita berbeda. Bukan sesuatu yang aneh memang. Soalnya emang sudah beberapa kali Bangsa Indonesia merayakan Hari Raya terbesar dan termahal di Indonesia. Termahal karena kalau dipiker-piker… berapa banyak anggaran negara yang tersedot hanya untuk merayakan hari kemenangan pasca puasa ini, mulai dari membiayai para pulisi dalam acara pengamanan lebaran, juga biaya perbaikan-perbaikan jalanan buat memperlancar arus mudik lebaran, juga stabilisasi sembako menjelang lebaran yang naeknya gila-gilaan… itu belum termasuk sumbangan dana dari sektor swasta yang ikut-ikutan  mempermahal biaya lebaran karena ikut sibuknya mereka menangguk untung : mulai dari jualan roti-rotinya, jasa parselnya, jasa angkutannya… sementara sektor privat juga cukup aktif dalam menaikkan laju inflasi negara ini lewat budaya konsumtifnya yang gila-gilaan lewat aksi borong yang dilambari sifat sok pamer ke desanya itu…ibaratnya biar kata di kota diriku hidup susah…. saat mudik ke desa akunya harus kelihatan hebat….hingga temen facebuker favoritku nanti cantik jelita mbikin puisi bagus untuk menggambarkan kondisi ini…

Bulan ROMADHON itu…
10 hari pertama…. MASJID PENUH….
10 hari kedua….. MALL PENUH….
10 hari ketiga…. stasiun, terminal, bandara PENUH….
10 hari setelah syawal… PEGADAIAN PENUH….

Kembali ke topik perbedaan lebaran….seingat saya perbedaan ini muncul pertama kali saat akhir-akhir rezim Soeharto…dimana waktu itu pemerintah bersikukuh untuk merayakan lebaran nan serba kuning satu hari lebih lambat dibandingkan 2 ormas Islam terbesar : NU & Muhammadiyah. Bahkan akunya yang waktu itu lagi gahar-gaharnya dengan darah muda bikin lelucon bahwa pemerintah gak mau lebaran bareng karena malam takbirannya sudah kadhung disiapkan besar-besaran dengan festival tabuh beduk besar yang dihadiri oleh Presiden Soeharto…. Bagi banyak kalangan perbedaan hari lebaran waktu itu dipandang cukup heboh dan berani sekaligus itu adalah simbol perlawanan kaum agamis terhadap pemerintahan orde baru yang semakin serakah… sekaligus menunjukkan mulai lemahnya Soeharto dalam mengendalikan situasi di negeri ini alias takut juga…. minimal takut kualat sama kyai jika maen tangkap seperti yang dilakukan pada aktivis…. Saya sendiri waktu itu (akibat pengaruh kuat dari Bapak yang lulusan IAIN ndeso…) lebih milih ikut lebarannya pemerintah hingga memutuskan tetap puasa walau tetangga sekitar sudah sibuk lebaran duluan… Baca entri selengkapnya »


Memberi untuk Mendapatkan Yang Lebih Baik

Agustus 28, 2011

Malam-malam menjelang lebaran, saat lagi nonton MU membantai Arsenal, tiba-tiba saya dapat sms dari Mr. Salimin…
“sandalku REI malah dicolong maling ‘asu’ saat aku sholat nang terminal Solo”

Aaah…adekku yang satu itu tak pernah berhenti dengan pikiran negatifnya…padahal apalah artinya sebuah sandal bagi seorang pegawai negeri dari sebuah Kementrian Kelautan yang cukup bonafit itu…hingga buru-buru dengan santai tak balesi wae smsnya…
“wkwkwkwk…asu yo ra po po. Nyante wae bro. Khan dirimu malah bisa beli sandal baru to…?!”
E….sudah dikasih nasihat baik ee…ternyata dianya masih saja nggresulo….
“Padahal sandalku itu sudah jelek alias lethek… koq ya…masih doyan juga tuh maling. Terpaksa aku beli sandal murahan seharga 15 rebu di minal Solo…”

“Lo bener aku to…?! itulah yang namanya rahasia Ilahi. U malah biso tuku sandal anyar buat ngganti sandal bututmu itu…”
Tapi dasar dianya memang paling suka dengan yang negativ-negativ…hingga jadinya malah ngajak berdebat…

“Tapi aku khan tadi berniat baik…pengen sholat di masjid. Tapi koq malah kehilangan sandal…?!
Waduh bener-bener sedih deh dengan Mr. Salimin…sudah negatif ndeso lagi…masa ngajak berdebat lewat sms…bener-bener ketinggalan jaman…walau topiknya tetap menarik… Baca entri selengkapnya »