Pendidikan Orang-Orang Goblok…!!

Mei 10, 2010

Ada kenyataan menarik yang terjadi di sela-sela pengumuman ujian nasional tingkat SMP (?) yakni saat Walikota Kupang hendak membubarkan seluruh sekolah di Kupang akibat hasil kelulusan ujian nasional sebesar NOL PERSEN…!!! Lalu ada kenyataan menarik lain saat data statistik menunjukkan bahwa SEPERTIGA siswa SMP di DKI Jakarta tidak lulus ujian nasional. Belum lagi kasus-kasus stress dan bahkan ada yang bunuh diri akibat tidak lulus ujian nasional…..

ck….ck….ck….saya hanya geleng-geleng kepala saja saat membaca kenyataan-kenyataan seperti itu. Yah….begitulah jadinya jika sistem pendidikan diurusi sama orang-orang goblok maka hasilnya tentu saja pastinya orang-orang goblok juga. Bagaimana tidak orang-orang goblok, sudah berbagai seminar, simposium atau debat publik mengupas habis sisi jelek ujian nasional….yang bahkan sampai mentrinya yang goblok diganti…dan MA pun meminta penghentian pelaksanaan ujian nasional….tapi yang terjadi adalah para orang-orang goblok itu tetap nekad menyelenggarakan ujian nasional…walau dengan alasan ujian nasional bukan satu-satunya alat ukur kelulusan…tetap saja terasa aneh ujian goblok itu terus dilaksanakan….gak tau mikirnya dimana….alasannya apa…. Gak jelas semuanya….!!

Pendidikan orang-orang goblok begitulah mungkin yang paling tepat bagi keadaan ini. Bukan rahasia lagi memang tahun-tahun akhir ini sistem pendidikan nasional diatur oleh orang-orang kelas dua di negeri ini. Semuanya gara-gara budaya jaman Orba yang hedonis hingga bikin profesi guru menjadi tidak populer. Belum lagi lagu “Omar Bakri” nya Iwan Fals yang bikin profil guru menjadi profesi yang termarginalkan dan identik dengan sepeda kumbang nan penuh kemiskinan. Hal itu mau tidak mau akan membuat anak kecil tidak mau menjadikan guru sebagai cita-citanya. Coba anda tanya anak kecil…. tanya cita-citanya. Pasti mereka akan menjawab…dokter, insinyur, pilot, tentara, atau artis yang sekarang ini naik daun…Artinya apa, tidak bakalan ada anak pintar yang pengen jadi guru….!! Dan sorry saja, saat 90-an aku mulai kuliah dan temen-temen sekitar kost-ku rata-rata anak IKIP….ehm profilnya pun culun-culun alias ndeso-ndeso alias kebanyakan turunan orang susah…gak ada tampang mboys-mboysnya sama sekali…dan he…he…he… saat kutanya beberapa, rata-rata ngomong mereka terpaksa kuliah di IKIP karena takut gak keterima jika ikut tes Universitas…… Baca entri selengkapnya »


Kuliah sebagai Sarana untuk Sukses….?!

Maret 24, 2010

Ujian Nasional untuk tingkat SMA saat ini sedang berlangsung. Walaupun masih kontroversi tetapi Ujian Nasional yang sekarang dianggap lebih masuk akal bagi banyak orang karena ada mekanisme ujian ulang bagi siswa yang tidak lulus. Dan kalau masih tidak lulus juga maka siswa pun masih dapat lulus melalui ujian persamaan yang digelar pada sekitar bulan-bulan Juni. Dan kalau masih tidak lulus juga….ya…mungkin mereka memang tidak layak lulus SMA alias kerjanya selama 3 tahun di SMA cuman maen, hura-hura atau malah pacaran melulu. Na…yang bikin saya gak setuju dengan UN adalah sikap banyak orang yang begitu mendewa-dewakan ujian kelulusan SMA itu sebagai sesuatu yang begitu besar alias ’final match’…padahal setelah kelulusan SMA itu, para remaja itu harus usdah menentukan masa depannya…yakni mau langsung kerja (yang semakin sulit menampung lulusan SMA) atau memilih untuk kuliah.

Kuliah bagi banyak orang seringkali dianggap sebagai buang-buang duit saja. Alasannya, kuliah sering tidak menjamin nasib seseorang mendapatkan pekerjaan yang layak bagi penghidupannya. Apalagi banyak contoh orang sukses di negeri ini yang tidak melalui jalur kuliah. Belum lagi mitos bahwa Universitas di negeri ini, baik negeri maupun swasta, sebagian besar masih merupakan ‘menara gadhing’ alias masih saja berkutat dengan teori-teori usang hingga sukar mencetak sarjana siap pakai alias hanya mampu mencetak sarjana siap latih.

Anomali dengan itu, kuliah di jaman sekarang juga semakin mahal ples banyak jalur tanpa tes yang dapat ditembus seorang yang kaya untuk dapat berkuliah di sebuah jurusan di hampir semua universitas. Tentu saja dengan membayar sejumlah uang tertentu. Sebagai contoh saja, dengan membayar 300 juta Anda bisa mendudukkan anak Anda di Fakultas Kedokteran di universitas manapun di Indonesia (heran juga ngelihat para orang tua di negeri ini yang masih memandang fakultas kedokteran sebagai jurusan yang paling favorit. Emang setelah lulus jadi dokter…nyari duit dari dokter gampang…?! Gampang sih kalo mereka mau kerja di luar Jawa yang dokternya dikit…kalo di Jawa sih dokter sudah kudu saingan sama para dukun pengobatan alternatif dengan kosep ‘back to nature’ nya yang saat ini sedang populer). Kondis-kondisi itu yang bikin pilihan untuk berkuliah selepas SMA menjadi diragukan buat menempuh kesuksesan dalam kehidupan di masa mendatang.  Baca entri selengkapnya »


Aku Ingin Menjadi Seorang Guru……

November 26, 2008

Aku Ingin Menjadi Seorang Guru……
Itulah yang ingin kusampaikan jika diperbolehkan memilih kehidupan baru…
Dalam berbagai kuis yang diberikan pada ku….
Tentang cita-cita apa yang belum kesampaian di kehidupanku yang sekarang…
Dengan yakin dan bangga pasti selalu kutulis profesi itu….
Seorang guru dengan sepeda tua di sebuah pedalaman Pulau Kalimantan…
Tapi mau bagaimana lagi, aku sudah tua….
Rasanya susah jika aku saat ini pengen menjadi guru…
Apalagi profesi ini saat ini semakin menjadi idaman setiap orang…
Di tengah krisis global….Di tengah PHK yang semakin terjadi dimana-mana…
Profesi guru PNS (bukan honorer…) menjadi profesi idaman nan aman….
Apalagi ditengah isu anggaran pendidikan 20 %…..
Pasti akan bikin guru semakin sejahtera saja……
(Asal larinya jangan ke proyek sarana prasarana saja…..)
(Asal para guru tidak ikut-ikutan pengen jadi koruptor saja…..)

Aku Ingin Menjadi Seorang Guru……
Mengapa aku ingin menjadi guru….?!
Terutama karena aku berasal dari keluarga guru…
Ayahku adalah seorang guru Depag yang sederhana…
Ibuku adalah seorang guru TK yang lincah penuh prestasi….
Betul, kami berasal dari keluarga PNS….
Tepatnya dari keluarga guru PNS yang miskin…
Sejak kecil saya sudah terbiasa hidup berimpit dalam rumah kontrakan…
Baru setelah aku kelas 5, kami bisa memiliki rumah sendiri….
Itu pun tidak sempurna, karena hanya rumah tembok sederhana….
Batu batanya tidak tertutup semen….
Gentengnya juga mulus tanpa terlapis eternit…..
Sementara lantainya pun hanya tanah tanpa tegel apalagi keramik….
Bahkan, jendelanya juga dibiarkan bolong tanpa kaca….
Hingga tiap malam, angin bisa bebas keluar masuk rumah kami….
(untung saja saat itu tidak banyak tikus wirog seperti saat ini….)
Sabar ya Nak, gaji Bapak sudah habis buat mbangun rumah ini….
Nanti akan Bapak perbaiki jika cicilan Bapak lunas….

Demikian Bapak selalu menenangkan kami agar nrimo ing pandum.
Walau demikian, kami hidup rukun dalam kedamaian dan kebahagiaan….
Dan itulah alasan utamaku pengen menjadi seorang guru….
Hidup rukun dalam kedamaian dan kebahagiaan…. Baca entri selengkapnya »


Antara Wajib Belajar, Kualitas dan Biaya Pendidikan

Juli 1, 2008

Saat makan soto di warung depan sebuah SMP Negeri terkenal di kawasan Banyumanik, tanpa sadar saya mendengar percakapan pengunjung lain yang baru saja mendaftarkan anaknya….

“Habis berapa Pak….?”
Saya 15….kalo Bapak….?”
“Saya hanya 11,5…..Koq Bapak segitu, memang nilainya berapa …?”
Anak saya 7,2….tapi saya masih mending. Bapak yang itu malah habis 25…..”
“Wah…..kalo yang itu nilainya berapa ya…..yang jelas pasti nilainya lebih rendah dari situ….Pokoknya kalo mau aman ya…paling tidak kasih 18 pasti masuk….”

Sesaat aku gak ngeh dengan segala perkataan itu….tapi kalo mencoba ngeh koq ya….ganjil. Masak mau masuk SMP Negeri saja harus mbayar 18 or 25 juta….mahal amat….yang bener saja…..apa maksudnya hanya 2,5 juta ya….?! Tapi koq kayaknya gak mungkin juga…..Dan saat hal itu kutanyakan pada istri saya, dia bilang bahwa denger-denger memang di SMP itu sekarang dibuka jalur khusus dengan tarif yang mahal itu…..

Waduh…saya semakin bingung….ini SMP koq sudah mulai buka jalur khusus….kayak Bussway saja….lha emang itu SMP apa….?! SMP Negeri khan….alias SMP milik pemerintah khan….?! Lha koq bukak jalur mahal….Emang pemerintah lupa dengan misinya buat mensukseskan program wajib belajar 9 tahun…..?! Khan cara mensukseskan program itu ya lewat sekolah negeri yang notabene milik pemerintah to….?! atau guru-gurunya gak tau ya….?! Atau jangan-jangan gurunya bukan pegawai negeri….?! Pertanyaan-pertanyaan itu langsung meluncur deras di kepalaku…. Membuncah-buncah ingin keluar dari sarangnya….. Baca entri selengkapnya »


10 Kesesatan Ujian Nasional

Mei 8, 2008

Tulisan kali ini sebenarnya bermaksud mengomentari tulisan dari Saudar Doni Koesoema, seorang Mahasiswa Pasca Sarjana dari Boston College Linch School of Education, yang dimuat di Media Indonesia pada Selasa 6 Mei 2008. Bukan apa-apa melainkan karena saya merasa tulisannya menarik untuk disimpan di blog ini daripada hanya sekedar dijadikan bungkus kacang goreng hingga segera hilang dari pengamatan umum….walau saya sendiri mungkin gak begitu ngerti juga dengan istilah-istilah yang dipergunakan karena kalo tak gagas sebenarnya idenya mungkin gak sampek sepuluh juga….btw biar menarik mungkin maka dibuatlah sepuluh….boleh juga daripada belum-belum orang ak tertarik ngebaca hingga idenya si penulis gak kesampaian maka di susunlah tulisan yang sedikit bombastis….hingga saya pun ikut-ikutan mempostingnya buat nyebarin idenya….sekaligus nambah-nambahi dengan ide liar saya…..

Seperti kita tahu, Ujian Nasional menimbulkan polemik di berbagai media….dan kalau tak lihat-lihat, hampir gak ada satu publikasi pun yang setuju dengan yang namanya ujian nasional itu….Hanya saja, pemerintah dalam hal ini diwakili oleh Bambang Sudibyo si mentri ‘botak’ itu benar-benar buta campur budeg dengan segala hal yang kontra dengan UN hingga kegiatan ‘bodoh’ itu terus dilangsungkan bertahun-tahun….bahkan bukannya di evaluasi efektivitas pelaksanaannya dengan bener, pemerintah malah tahun ini menambah mata pelajaran yang diujikan ples meningkatkan standar nilai kelulusannya hingga kondisi para siswa menjadi semakin menyedihkan….So….yang terjadi bukan lagi air mata guru lagi, melainkan kasus-kasus nekad para guru buat membantu anak-anak tercintanya buat lulus sekolah….walau untuk itu mereka harus berhadapan dengan aparat kepolisian buat mempertanggungjawabkan sikap ‘terlalu baik hati’ mereka saat mengawasi jalannya Ujian Nasional….. Baca entri selengkapnya »


Mahalkah Biaya Pendidikan Kita…..?!

Agustus 2, 2007

Sabtu itu….dengan males-malesan….aku harus berangkat ke sekolah anakku….Ada dua penyebab kemalesanku…..yang pertama….sebagai salah seorang pengagum Kumbokarno….maka kegiatan itu jelas sangat amat menganggu waktu tidurku…apa lagi dilakukan jam 8 pagi ples di hari sabtu….yang jelas-jelas itu jadwal tidur pagiku…..Yang kedua….undangan itu jelas-jelas mengarah pada “tarikan” alias sumbangan pendidikan (SPi) yang katanya harus dirapatkan dulu dengan wali murid sebelum dilaksanakan tarikannya…… Jan gak bikin semangat blas……Tapi dengan semangat nyari bahan buat ngisi blog (yang akhir-akhir ini semakin males ngisinya….) ya tak coba berangkat…..itung-itung ngeliat…. seberapa mahal biaya pendidikan kita saat ini….. Ples seberapa gesit para guru jaman sekarang dalam upaya meres orang tua siswa…..

Masuk ke halaman sekolah anakku….seakan-akan mengingatkan diriku dengan sekolah SD-ku di jaman dahulu….sebuah SD yang “ordinary”, tidak favorit, kecil, cat yang kusam, dengan lantai tegel nan kotor, walau secara keseluruhan tetap enak dipandang mata…..apalagi banyak teriakan-teriakan merdu yang keluar dari mulut anak-anak yang sedang bermain….sangat ribut….bising…gaduh….tetapi herannya….tidak sampai mengganggu gendang telingaku…..ya….mungkin asalnya dari suara alami….suara penuh kebaikan dari anak yang sedang bersekolah….penuh nostalgik……sangat beda rasanya jika suara itu berasal dari suara motor atau mobil….walau dengan power yang sama….
Baca entri selengkapnya »


Harus Sedih Atau Senang….?!

Juli 2, 2007

Ini benar-benar menyambung tulisanku terdahulu….(atau hasilnya…?!). Tadi pagi dengan agak lesu aku berangkat ke SD Negeri nan favorit itu……mau ngedaftarin anakku tentunya…..Tak rewangi ijin kerja cuman buat ngedaftarin my lovely doughter ke SD itu……rencananya, nomor pendaftaran itu akan saya bawa ke temanku…biar dilanjutin ke wong partai, hingga anakku yang umurnya kurang tersebut bisa masuk…..Tapi apa lacur….?! Belum-belum anakku sudah tidak boleh ngedaftar di SD itu…..bukan karena umurnya yang kurang, melainkan anakku kebetulan tidak terdaftar dalam Kartu Keluarga diriku yang warga Semarang ini….tetapi terdaftar pada KK istriku yang warga Yogya……

“Gak bisa Pak….” demikian kata salah seorang ibu-ibu panitia berjilbab dengan tegas…..”tapi ini anak saya Bu…..lihat aktenya….lihat surat nikah saya juga ada….” saya coba ngeyel….”Ini peraturan Pak….untuk melindungi guru….atasan pun kalau mendesak akan saya tanya payung hukumnya…..” Dan rentetan kata-kata penjelasannya sudah tak mau kudengar lagi. Hati ini panas….marah campur malu rasanya……sudah mau coba-coba kolusi….eh….masih saja dipersulit….”Maaf Pak…” setan berjilbab itu mengusir saya dengan kata-kata ketusnya……Ah saya terlalu berlebihan…..dia setan atau malah mungkin malaikat ya….yang telah menyelamatkan saya dari perbuatan yang tidak baik…..Ya…hari ini saya merasa mau sedih atau mau seneng ya…..?! harus sedih atau senang…?!


Kelompok Air Mata Guru Harusnya Lahir dari Air Mata Guru

Mei 8, 2007

Reaksi itu akhirnya muncul…dari ujung timur Indonesia…….dalam ujud KAMG (Kelompok Air Mata Guru). Data-data yang ditunjukkan kelompok yang berasal dari Medan ini sangat mencengangkan….bahkan orang akan sulit percaya melihat praktek busuk (?) yang dilakukan para mafia sekolahan itu…. Bagaimana tidak, kalau dalam tulisan lalu saya hanya berani menulis sebagai sebuah indikasi….eee………ini KAMG malah dengan gamblang menyebutkan data proses penyontekan secara gamblang, terang-terangan dan sistimatis….bahkan dengan melibatkan para pendidik itu sendiri…busyet…!!

Dan demikian selanjutnya…..setiap media rame-rame memberitakan serta menayangkan para pionir dari KAMG…..Seperti biasa…Televisi kemudian rame-rame membikin mereka menjadi selebritis dadakan….melalui wawancara-wawancara….baik yang bersifat serius…talk show….. atau yang ringan-ringan model BBM lah…..Saya sendiri melihat mereka di Televisi….begitu percaya diri…kalau boleh menjudgment……tidak terkesan ada kesedihan disitu…..seakan akan KMAG bukanlah sebuah kelompok yang muncul dari Air Mata para Guru yang sedang memperjuangkan sebuah ketidakadilan……

Sorry….saya bicara dari sisi lain yang tidak tampak dari media….atau sengaja tidak ditampakkan…..Seperti biasa media kita memang tidak pernah adil dalam memberitakan sebuah berita….hanya sisi yang ’ingin dilihat’ masyarakat yang selalu ditonjolkan…. karena dari situ akan timbul iklan nan padat….and it’s mean fulus….fulus…. Sehingga seolah-olah tayangan-tayangan tersebut sudah menghukum para tersangka lain…yakni para kepala sekolah di Medan atau guru-guru di luar kelompok ini sebagai para pesakitan yang telah menodai kesucian dan kejujuran sebuah Ujian Nasional…..Jahat sekali….Jahat sekali…..It’s not fear man….Jika mau adil Anda harus terus baca ini…..
disini


Haruskah Aku Kolusi….?!

Mei 7, 2007

Tertarik aku dengan tulisan Pakdhe “Aku Terindikasi Korupsi..” yang menyebabkan, baik langsung maupun tidak langsung warung sego kucinge tutup…..Saya jadi berfikir…. ternyata sulit hidup di jaman ini, di negeri ini, dengan perilaku bersih total….. Kayak kita sedang berkendaraan di jalan raya….Kita taat peraturan….orang lain tidak….kita jalan pelan-pelan….yang lain ngebut dan asyik nglakson keras-keras agar minggir….tapi begitu kita ikut-ikutan ngebut….katanya melanggar batas kecepatan….Bahkan saya pernah tabrakan…..bukan karena kesalahan saya…tetapi karena kesembronoan orang lain…. Rasanya semakin ngeri kita berkendaraan di jalanan yang kondisinya carut marut…penuh asap dan penuh orang yang egoistis….seperti kehidupan kita saat ini khan….?!

Dan kayaknya saya juga akan menghadapi hal yang sama, dengan Pak Dhe, meski dengan kasus yang berbeda….Bulan Juni nanti saya mulai menyekolahkan anak saya di SD……dan kebetulan di dekat tempat kontrakan saya ada SD Negeri, katakanlah SD A, yang cukup bagus…. walaupun sebenarnya bagi saya yang penting dekatnya itu….biar nggak ngrepotin ngantar-ngantar gitu…..Masalahnya cuman satu….anak saya pada awal Juli, saat pendaftaran, umurnya belum ada 6 tahun….padahal SD A itu mensyaratkan agar minimal anak yang masuk berumur sekurang-kurangnya 6 tahun 3 bulan….susah…!!
bagaimana jalan keluarnya…?!


Mari Kita Hentikan Pembicaraan Mengenai IPDN….

April 25, 2007

Ya…..kita hentikan saja. Soalnya perkembangan kasus IPDN sudah mulai bias…..ke arah yang ekonomis….alias jadi ajang media buat nyari duit….buat nyari popularitas…..buat rebutan pemirsa….bahka jadi ajang naikin rating para blogger…..sudah nggak murni lagi…..sudah kehilangan originalitas…….padahal itu harusnya menjadi gerakan moral….gerakan yang menentang penyebaran kebejatan…..Aku Muak…!!

Ya….kita hentikan saja. Soalnya bagaimana pun kita teriak….bagaimanapun kita menghujat….bagaimanapun kita menuntut….agar IPDN dibubarkan…..IPDN akan tetap bertahan….karena mereka semua tuli…karena mereka sudah buta……karena nurani mereka tertutup……oleh argumen para ahli yang sarat kepentingan….. Aku Risau….!!

Ya….kita hentikan saja. Sekarang kita tinggal menunggu…..berlakunya Hukum Keadilan……berlakunya Hukum Karma….yang menyebabkan IPDN akan roboh juga…..oleh sebab-sebab yang mungkin tak pernah kita duga…..asal jangan oleh sebab hilangnya lagi sebuah nyawa…..Aku Gundah…!!


Demi Orang-Orang Sepertiku, Lulusin Saja Seluruh Anak SMU

April 23, 2007

Saran Harus Buat Penyelenggara UNAS dan UAN 2007 Jilid Dua

“Masa SMA…Masa Paling Indah…..Hanya Sekali…Tak Terulang Lagi….Dalam Hidupmu…Yang Sekejap Ini…..”

Ya….dengan berpedoman pada lagu itu…..saya waktu itu memilih sebuah SMA yang bukan favorit di kotaku…..bukan karena aku bodoh….aku cuman ingin ’istirahat’….. Aku pingin nakal Pak….begitu pamitku pada Bapak yang agak heran melihat keputusanku…..Tentu saja Bapakku percaya dengan diriku….sebab sampai saat itu aku selalu bertanggung jawab dengan ucapanku…..Begitulah….setelah aku berjuang keras selama tiga tahun di sebuah SMP yang katanya masuk 5 besar terbaik di Jawa Timur…. aku berhasil lulus di peringkat 11 dari 400 siswa…..not bad khan….dan sebagai hadiahnya….aku minta istirahat dari persaingan yang ketat…dengan janji akan membayar kenakalanku dengan kelak berhasil lolos UMPTN di sebuah Perguruan Tinggi Negeri….. Soalnya disamping kuliah di PTN sangat membanggakan bagi Bapakku…..juga PTN khan bayarannya jauh lebih murah dari PTS…..sesuatu yang kayaknya terbalik pada zaman ini…..

Disamping kebebasan memilih….waktu itu saya juga minta dihadiahi sebuah gitar……menurutku suaraku cukup bagus……sayang waktu itu gak ada ajang kompetisi nyanyi di TV….kalaulah ada…… saya yakin akan lolos jadi peserta AFI…. atawa Indonesian Idol…..utowo sak apes-apese lolos KDI lah….Dan sama seperti anak-anak SMA lazimnya….dengan kemampuan nyanyi saya…..plus sedikit nggitar….saya akan coba memikat para gadis…..ya….aku ingin istirahat dari dunia pelajaran…..aku ingin mencoba sesuatu yang berbeda….aku ingin keceriaan…..aku ingin belajar mengenal lawan jenis…..OK…OK….Aku ingin pacaran….!! Aku ingin pacaran…!!
Sama seperti keinginan para remaja SMA to?


Luluskan Saja Seluruh Anak SMU….. !!

April 20, 2007

Saran Harus Buat Penyelenggaraan UNAS dan UAN 2007

“Masa SMA…Masa Paling Indah…..Hanya Sekali…Tak Terulang Lagi….
Dalam Hidupmu…Yang Sekejap Ini…..”

Itu bukan puisi….tapi itu cuplikan dari lagu jadul 80’s yang dinyanyikan oleh Jamil Mirdad….Nggak ingat….? atau belum lahir…? Tapi sudahlah….saya tidak sedang ingin berdebat….Tapi lagi….setujukah Anda dengan isi dari bait lagu itu….?! Bahwa masa SMA atau sekarang SMU….menjadi salah satu masa yang paling membahagiakan bagi seluruh insan…masa kita mulai mengenal cinta, monyet…..masa kita mulai beranjak dewasa….masa kita mulai mencari identitas diri….menentukan masa depan akan kau bawa…..masa-masa terakhir dari keoriginalitas manusia….masa-masa terakhir bagi kebebasan manusia dari berbagai kemunafikan dunia…..masa-masa terakhir dari segala mimpi buruk yang berujud kesulitan hidup….ah……indahnya….ah…bahagianya…..

Tapi…orang dewasa begitu kejam…..Dengan segala kewenangannya kau hadirkan malapetaka….kau rusak kehidupan kami dengan hadirnya kesulitan hidup…..UNAS….. UAN….kaulah simbol keirian para manula pada keceriaan kami para remaja….laiknya film Jepang Battle Royal….kaulah simbol kemunafikan kedewasaan….dan kaulah awal perkenalan kami pada berbagai kebobrok yang menimpa manusia dewasa…..Kau paksa kami untuk akrab dengan kecurangan….kau paksa kami untuk berteman dengan prinsip buruk ’menghalalkan segala cara’…..UNAS…UAN….mengapa kau hadir untuk merusak segalanya….Kenapa tak kau biarkan kami menikmati hidup yang indah ini dengan lebih lama…..Ya…biarkan kami nikmati kebebasan terakhir kami sebagai remaja….Ya…bebaskan kami….biarkan kami lulus dengan indah……

Yah…itulah mungkin tangisan sebagian besar para remaja SMU saat ini….Bayangkan bagaimana masa yang indah itu harus rusak hanya gara-gara UNAS…..Bayangkan masa kelam yang harus mereka lalui saat tiba-tiba mereka menghadapi kenyataan bahwa mereka tidak lulus…..Betapa malunya…Betapa sedihnya…Betapa malangnya….Itu belum seberapa….bayangkan apa yang harus mereka lakukan selama setahun ini….bayangkan perilaku apa yang harus mereka tunjukkan untuk menghapus luka hati akibat kegagalan….terlalu mahal….terlalu mahal…..itu komentar saya….padahal mungkin kegagalan itu bukan semata-mata kesalahannya….mungkin pada momen itu dia sedang dirundung duka…sedang sakit…atau sebab lain….tapi bayarannya ?! Satu tahun yang paling sia-sia dan tak terlupakan dalam hidup mereka…
sedih bener to…?


Surat Terbuka untuk Bapak SBY tentang IPDN

April 11, 2007

Yang Terhormat Bapak Presiden Susilo Bambang Yudhoyono……., maaf selanjutnya saya singkat dengan SBY. Saya termasuk warga yang intens mengamati perkembangan kasus IPDN, dan seperti juga Bapak, saya juga merasa sangat prihatin dengan kasus kematian salah satu praja ”Cliff Muntu”. Dan sebagai salah satu warga yang sangat cinta dengan negeri ini, saya mohon Bapak bisa bersikap tegas…yakni bubarkan IPDN…..!!

Saya tahu saran saya termasuk yang paling ekstrim dari berbagai pertimbangan yang ada. Saya tahu ada wacana lain untuk tetap mempertahankan IPDN, tentu saja dengan mengganti rektor, kurikulum dan mengahapuskan kemiliteran di kampus. Saya juga tahu bahwa ada usulan untuk membekukan IPDN sementara waktu, dengan tidak menerima Praja baru, guna menghabiskan para praja yang saat ini ada. Dengan cara itu diharapkan mata rantai kekerasan itu akan terputus… Bahkan beberapa daerah mengusulkan agar sistem sentralisasi pendidikan PNS diganti dengan model desentralisasi seperti zaman APDN dahulu. Semua usulan itu baik tetapi, kalau boleh saya menyarankan, saya mohon Bapak tetap bersikap tegas…..yakni bubarkan IPDN…..!!
Mohon Bapak Sudi Membaca Lanjutannya


Bubarkan saja IPDN…!!

April 5, 2007

Jangan Lagi Ada Korban Sia-Sia….. 

Kembali kita tersentak dengan kematian Clif Muntu, siswa IPDN dari Menado Sulawesi Utara. Bahkan menurut Inu Kencana, salah satu dosen di IPDN, Clif Muntu merupakan korban ke 37 dari IPDN yang dulunya merupakan STPDN tersebut !! Masya Allah !! Dari situ, kita jadi bertanya-tanya, ada apa dengan sekolah calon birokrat itu ? Model pendidikan apa yang dikembangkan di sekolah PNS itu ? Akan jadi apa alumni IPDN setelah mereka keluar dari lembaga ’seram’ itu ? Apakah mereka akan jadi preman-preman Birokrasi ?

Peristiwa kematian beberapa praja STPDN meski lamat-lamat masih teringat jelas di benak kita. Kemudian kita dengar ada reformasi di tubuh STPDN, pergantian pimpinan sampai ganti nama jadi IPDN. Buat memperbaiki citra, tekad baru sekaligus menghapus image buruk sebagai lembaga pendidikan yang tidak mendidik, berbau kental militeristik yang berkedok kedisiplinan. Tapi, apa yang terjadi….?! Korban jiwa baru….?! Itu yang konangan dan terekspos karena korbannya mati……sementara yang hanya luka-luka…?! Atau malah cacat…?! Cacat fisik sih masih bisa dilihat dan dihitung. Tapi bagaimana yang mengalami Cacat Psikis….Trauma….atau malah membawa benih-benih dendam ?! Saya yakin sangat banyak…..(atau malah seluruhnya..?) dan para pelakunya yang hanya menyebabkan luka jelas dimaafkan oleh pihak IPDN….Soalnya kalau diberi sangsi apalagi sampai dikeluarkan….beresiko… kalau mereka cuap-cuap diluaran malah gawat……
lanjut


Home Schooling

Maret 6, 2007

Belajar Di Rumah ? Trend Baru atau Model Pembodohan Baru ?

Ndak tau kenapa, tiba-tiba batin ini terusik pengen ngomentari saat nonton acaranya Bang Tantowi Yahya “Going Country “, walaupun tidak selalu nonton tapi merupakan acara favorit saya soalnya ‘sapi banget ‘ alias bikin damai. Waktu itu, ndak tau ada titipan po Bang Tanto kehabisan stock lagu, tiba-tiba ada temanya, yaitu home schooling alias belajar di rumah. Pembicaranya seorang Memes yang anaknya memilih untuk belajar di rumah daripada pergi ke sekolah formal serta Dewi Hughes yang sekarang lagi getol mau bukak home schooling yang terakreditasi Diknas.

Argumennya sih bagus. Katanya dengan home schooling kita bisa memberi anak kebebasan untuk belajar 6 mata pelajaran pokok yang diujiankan (?) sehingga si anak masih banyak waktu untuk belajar hal-hal lain, musik misalnya (biar ngikut ortunya….gitu). Disisi lain Dewi Hughes ngomong bahwa hak anak itu sebenarnya adalah hak untuk belajar dan bukan hak untuk pergi ke sekolah, hak untuk bangun pagi jam 7….. Bagi aku orang nyari duwit kudu lincah yo mbak Dewi…..he..he..he…

lanjut….