Jangankan Bahrain, Italia, Inggris dan Bahkan Argentina pun bisa kita Kalahkan

Kekalahan memalukan Timnas Indonesia dari Bahrain 10 – 0 benar-benar membikin geger seluruh pecinta sepakbola nasional. Dunia sepakbola Indonesia yang akhir-akhir ini begitu euphoria dan bahkan mulai terobsesi dengan prestasi, akibat penampilan hebat Timnas di Piala AFF serta penampilan Timnas U-23 di Sea Games, harus terhempas ke bumi karena kekalahan telak itu. Semua seolah tak percaya. Memang sih kekalahan sudah diprediksi banyak orang mengingat di klasemen kita memang sudah tak ada harapan. Belum lagi materi Timnas terbatas pemain yang berlaga di IPL saja alias mungkin saja hanya Tim kedua atau malah ketiga dari pemain terbaik kita…tapi 10 – 0 itu bukan kekalahan biasa… apalagi lawannya bukan tim langganan juara semisal Arab, Korea atau Jepang. Iki ming Bahrain Cak…!!

 

Banyak orang yang kemudian menyesalkan peristiwa itu dan menuduh pengurus PSSI  yang sekarang tak becus ngurusi bal-balan. Berbagai masalah memang seolah tak ada hentinya semenjak akhir era Nurdin Halid sampai ketua yang baru Johar Arifin Husein… Yang paling jelas adalah adanya dualisme kompetisi yakni IPL dukungannya PSSI dan ISL dukungannya sebagian besar Klub, yang akhirnya dianggap sebagai biang kerok buruknya prestasi karena PSSI menghukum seluruh klub ples pemain yang ikut ISL dengan melarang mereka bermain di Timnas… Suasana carut marut itu ujung-ujungnya membuat seluruh pecinta bola di Indonesia meminta agar pemerintah menyelamatkan kapal PSSI dan persepakbolaan nasional yang hampir karam. Sayangnya jika hal itu dilakukan maka akan melanggar statuta FIFA dan dampaknya Indonesia akan dilarang mengikuti even sepak bola di bawah kalender FIFA. Itulah yang disampaikan SBY dalam pidatonya Selasa sore (6/03/ 2012) menanggapi desakan masyarakat yang semakin menghebat pada pemerintah. Bahkan lebih lanjut pemerintah berniat untuk melepaskan tanggung jawab penanganan sepenuhnya pada PSSI. Melalui Menpora kita yang Nggantheng, pemerintah akan menghentikan bantuan dana bagi Timnas Indonesia selama materi Timnas bukanlah putra-putra terbaik bangsa. Sebuah pernyataan yang dimaklumi separoh pasrah oleh Bernard Limbong, pengurus PSSI urusan Timnas, mengingat prestasi PSSI yang ancur-ancuran tersebut. (Bahkan Tim U-21 pun hanya berhasil mengumpulkan 18 pemain saja untuk ikut dalam turnamen Hasanal Bolkiah sangking gak adanya stok pemain yang gak kena skors)

 

Saya sendiri merasa bahwa saat ini adalah episode sambungan dari dagelan Sepak Bola kita yang episode pertamanya ada pada era Nurdin Halid. Waktu itu semangat masyarakat sepak bola adalah melengserkan Nurdin Halid yang sudah dianggap sebagai Godfather-nya mafia sepak bola nasional. Bahkan sangking gemesnya, dimotori oleh Arifin Panigoro, beberapa klub mbalelo dan bahkan menyelenggaraan kompetisi tersendiri di luar PSSI melalui Liga Primer Indonesia. Akhirnya dagelan sepak bola itu terhenti sementara setelah FIFA turun tangan, melalui Agum Gumelar, untuk menyelenggarakan pemilihan ketua PSSI baru. Nurdin pun harus ikhlas lengser akibat tidak diperbolehkan mencalonkan diri lagi, walau demi keadilan FIFA juga melarang Arifin dan Goerge Tousuta, pentholan geng anti Nurdin, untuk mencalonkan diri sebagai ketua PSSI. Dalam perkembangannya, ternyata terpilihnya Johar Arifin Husein sebagai ketua PSSI bukanlah akhir dari krisis, dan bahkan menurut saya itu adalah awal dagelan baru. Soalnya belum setengah tahun bekerja, PSSI kembali digoyang ketidakpuasan dari anggotanya. Yang paling tragis adalah kompetisi sepak bola pun sekali lagi mengalami dualisme yakni adanya kompetisi tandingan ISL dengan menyaingi kompetisi resmi PSSI, IPL. Dan yang menariknya lagi, ada 20 klub terbaik yang ikut serta dalam ISL. Jauh lebih banyak daripada klub yang ikut dalam kompetisi resmi PSSI yang peserta hanya 12 klub.

 

Sampai disini kita bener-bener kudu ngguyu dengan masyarakat sepak bola Indonesia. Sang diktator lengser digantikan ketua yang dipilih-dipilih sendiri. E…. belum jenak olehe lingguh di kursi panas, belum-belum sudah digoyang kursinya dan bahkan diminta lengser lagi. Lha kuwi njur piye to karepe…?! Atau mungkin itukah sifat pokok bangsa ini pasca reformasi. Soale yen difikir-fikir, kasusnya hampir sama dengan kondisi perpolitikan di Indonesia. Masih ingat gerakan ’98 yang berupaya melengserkan sang diktator Suharto. Setelah lengser, Gus Dur terpilih sebagai presiden hasil demokratis pertama di Indonesia. E…. belum 3 tahun Gus Dur pun dilengserkan oleh para pendukungnya sendiri. Mirip banget karo nasibe dagelan bal-balan to…?!

 

Sebenarnya dualisme kompetisi di Indonesia itu juga menyenangkan bagi para penggemar sepak bola. Bagaimana tidak, hampir setiap sore kita disuguhi tontonan sepak bola baik dari kompetisi ISL maupun IPL. Dan perlu diakui, kualitas pertandingannya juga seru tidak kalah serunya dengan kompetisi luar negeri. Bahkan kalau menurut saya, keseruannya hanya kalah dari Liga Inggris, dan jelas lebih seru daripada Liga Itali atau Liga Spanyol yang semakin sepi penonton. Sayangnya, dualisme kompetisi itu membikin kualitas Tim Nasional menurun. Masalahnya adalah PSSI menskors seluruh pemain yang ikut kompetisi ISL. Maka nama-nama langganan Tim Nas seperti Bambang Pamungkas, Firman Utina, Boaz Salosa, Hamka Hamzah atau bintang muda semacam Patrick Wanggai dan Titus Bonai pun harus hilang dari starting lin up Timnas Indonesia. Beberapa pemain naturalisasi pun harus rela tanpa guna setelah Cristian Gonzales, Victor Ikbonepo, dan Gregn Nwokolo lebih memilih berlaga di ISL. Mangkanya tak heran jika hasil kekalahan 10 – 0 saat lawan Bahrain. Dan yang terbaru kita melihat Andik Virmansyah mati-matian bertarung sendirian di lini depan Timnas U-21 saat piala Hasanal Bolkiah. Hasilnya pun kita harus puas jadi runner up lagi ples dengan kekalahan 3 – 1 dari Myanmar dan Brunei 2 – 0. Bener-bener memalukan…!!

 

Capek deh ngomongin sepak bola Indonesia utamanya di level Timnas. (kalau level klub sih oke…oke… gak percaya…?! tonton saja aksi-aksi Tim hebat seperti Sriwijaya FC, Persebaya, Mitra Kukar, Persija, Persipura, Pelita Jaya). Na…berhubung akunya penggemar game bal-balan PES 2012, pas lagi juengkil banget dengan TIMNAS yang baru saja dibantai 10 – 0 sama Bahrain (aku sih nontonnya sampai 3-0 saja…gak tega nyawang wajah putus asa Abdurrahman dan Diego Michel). Kebetulan siang aku baru beli kaset anyar…iseng-iseng tak buka tak bukak tim Indonesia…Dan ajaibnya, TIMNAS Indonesia yang ada di situ kayaknya bener-bener idaman seluruh masyarakat Indonesia deh. Iseng-iseng lagi tak persiapkan starting elevennya dan nemulah nama-nama indah seperti berikut :

 

 Dengan pemain cadangan : Bambang Pamungkas, Greg Nwokolo, Patrick Wanggai, Okto Maniani, Ferdinand Sinaga, Haryono, M. Ridwan, Egy Melgiansyah, M. Robby, Abdurrahman, Hasim Kipouw, Kurnia Mega, Ferry Rotinsulu.

 

Gimana…?! bagus to…?! Penasaran khan lihat penampilan mereka di pentas internasional…?! Sayanya juga begitu. Mangkanya dengan nekad separo penasaran the dream team of Indonesia itu langsung saya cobakan dalam pertandingan persahabatan internasional. Lawannya pun gak tanggung-tanggung. Saya ambilkan tim-tim hebat seperti Meksiko, Inggris, Itali dan Argentina.

 

Berhubung belum padu (maklum tim bentukannya dadakan) Timnas Indonesia pagi-pagi langsung digasak Meksiko 3 – 0 tanpa balas. Penasaran, langsung saya cobakan main lawan Timnas Inggris yang lagi limbung akibat ditinggal pergi Fabio Capello dan baru saja kalah menyakitkan dari Belanda. Hasilnya luar biasa…!! Indonesia berhasil menang lewat gol-gol Tibo dan Gonzales, sementara Inggris hanya berhasil membalas lewat Stefen Gerard. Lalu nyoba lawan Itali yang sementara ini juga baru mencari-cari skuad terbaik dan baru saja dihantam Amerika. Dan walaupun belum berhasil menang, tapi Itali berhasil ditahan 2 – 2. Itu pun karena gol terakhir Itali terjadi di injuri time saat pemain kita yang tubuhnya relatif leboh kecil mulai kelelahan. Dan tentu saja terakhir Indonesia harus menjajal tim dengan pemain-pemain terbaik dunia yakni sang mesiah “Messi” dan Kun Aguero serta sang rissing star Ezquiel Lavezzi.

 

Ternyata setelah 2 x 45 menit (eh 5 menit ding), Indonesia berhasil mengejutkan Argentina dengan kemenangan 1 – 0 lagi-lagi lewat aksi terbaik dari Titus Bonay, pemain favoritku. Siipp….lah….(walau saat pertandingan ulang, Tim Indonesia dibantai Argentina 2 – 0 yang golnya diborong Lavezzi. Hasil itulah yang bikin aku awang-awangen buat njajal lawan Spanyol sang juara dunia. Disamping mataku mulai pedes…). Hasil uji coba virtual itu menunjukkan bahwa Timnas Indonesia memiliki potensi yang cukup besar untuk mengalahkan siapa saja. Dan saya yakin, jika the dream team of Indonesia yang ditampilkan saat melawan Bahrain, pastilah tidak akan muncul cerita 10 – 0 yang memilukan. Bahkan mimpi ikut Piala Dunia pun tidak akan lama terwujud. Walau dalam hal ini saya mensyaratkan diri saya ikut dalam manajemen timnas. Ya….bukan sebagai pelatih sih. Tapi saya ingin ikut menentukan seleksi pemain nasional ples motivator tim. Soalnya, saya lihat seringkali pemilihan pemain Timnas kurang tepat. Belum lagi komersialisme sepak bola membawa dampak pemain kurang bersemangat jika main di Timnas… Takut cedera lah… takut gak bisa membela klub lah… takut kecapekan lah….

7 Responses to Jangankan Bahrain, Italia, Inggris dan Bahkan Argentina pun bisa kita Kalahkan

  1. […] Agen Bola – Harapan Positif Menyambut HUT Ke-82 PSSI5 Pemuda dengan Karya Sosial MediaJangankan Bahrain, Italia, Inggris dan Bahkan Argentina pun bisa kita Kalahkan […]

  2. Pretty nice post. I just stumbled upon your weblog and wished
    to say that I’ve truly enjoyed surfing around your blog posts. In any case I will be subscribing to your feed and I hope you write again very soon!

  3. laptop gaming berkata:

    Ternyata setelah 2 x 45 menit (eh 5 menit ding), Indonesia berhasil mengejutkan Argentina dengan kemenangan 1 – 0 lagi-lagi lewat aksi terbaik dari Titus Bonay, pemain favoritku. Siipp….lah

  4. hp oppo berkata:

    Saya sendiri merasa bahwa saat ini adalah episode sambungan dari dagelan Sepak Bola kita yang episode pertamanya ada pada era Nurdin Halid.

  5. Asus' Zephyrus berkata:

    Gimana…?! bagus to…?! Penasaran khan lihat penampilan mereka di pentas internasional…?! Sayanya juga begitu. Mangkanya dengan nekad separo penasaran the dream team of Indonesia itu langsung saya cobakan dalam pertandingan persahabatan internasional

  6. Samsung tab berkata:

    Lalu nyoba lawan Itali yang sementara ini juga baru mencari-cari skuad terbaik dan baru saja dihantam Amerika. Dan walaupun belum berhasil menang, tapi Itali berhasil ditahan 2 – 2.

  7. Canon 1Dx Mark II berkata:

    Dan ajaibnya, TIMNAS Indonesia yang ada di situ kayaknya bener-bener idaman seluruh masyarakat Indonesia deh

Tinggalkan komentar