Sosok Kyai sebagai Panutan

Di jaman yang serba semrawut ini, mencari tokoh panutan ibarat mencari jarum ditumpukan jerami atau bahkan lebih susah lagi….karena bukan saja jarumnya yang hanya satu kecil lagi serta jeraminya yang begitu banyak….bahkan edannya banyak dari para jerami itu yang mengaku-ngaku sebagai orang baik…so jangan heran di masa menjelang pemilu ini akan banyak muncul tokoh-tokoh asing yang mengaku sebagai tokoh…sebagai orang baik yang hendak menyejahterakan rakyat…. walau banyak orang yang mulai sadar bahwa janji-janji yang mereka berikan sekedar gombal amoh yang gak ada buktinya…sehingga fenomena golput pada masa kini menjadi sesuatu yang biasa…. Walau golput pun tampaknya gak akan menyelesaikan masalah juga….atau malah kebeneran karena si tokoh ‘gombal’ itu akan cukup mbayari sekian ratus ribu orang buat nyoblos wajahnya maka…jadilah dia menjadi wakil rakyat yang terhormat…yang kebal hukum…sang pemilik kebenaran….sang penentu kebijakan negeri ini….lhadalah…..

Jangan heran kalo kemudian banyak orang yang berame-rame kembali kepada agama sebagai jalan terakhir mencari kebenaran…yakni dengan cara menyandarkan diri pada tokoh-tokoh agama semacam kyai atau pendeta atau biksu….sebagai subyek pencerahan sekaligus sebagai panutan bagi kelanjutan kehidupan di masa mendatang….Hanya saja fenomena yang terjadi pada masyarakat itu segera tercium oleh para jerami-jerami tadi….hingga kemudian rame-rame mereka memakai atribut agama sebagai jalan mencapai kekuasaan….sehingga jangan heran jika banyak calon wakil rakyat kita yang memamerkan wajahnya via brosur maupun baliho lengkap dengan atribut keagamaan semacam peci atau kerudung ….Na….sampai disini saya yakin masyarakat biasa pasti akan semakin kebingungan buat menemukan seseorang yang pantas dijadikan panutan….

Dalam hal ini saya sendiri setuja setuju saja jika masyarakat menjadikan tokoh agama sebagai panutan…karena diapak-apakno wong kang selalu eling marang sing gawe urip pastilah setingkat lebih tinggi daripada sing gak pernah eling…sing merasa hebat sendiri…apalagi yang menganggep kesuksesannya semata-mata hasil kerja kerasnya semata….yang bahkan sebagian dilakukannya dengan menghalalkan segala cara…Hanya saja saya meminta hati-hati agar tidak tertipu dengan para politikus…para oportunis yang berkedok agama….Na….saat menatap kyai yang lagi memberikan khotbah Jum’at kemaren, tiba-tiba timbul ide tentang sosok seorang kyai yang pantas dijadikan panutan….Subyektif memang, tapi tetep saja penuh makna…khas dari seorang Salimin…

Raut Wajah
Wajah seorang kyai yang pantas dijadikan panutan adalah yang memiliki raut wajah bersih, bersih, berseri-seri, penuh senyum…hingga memancarkan aura kedamaian di wajahnya, hasil dari refleksi batin nan tenang tanpa ambisi berlebih….Susah juga ya…?! He…he…he…. Yang jelas bersih tidak harus selalu ganteng laiknya kyai-kyai artis yang ada di televisi lho….Jangan salah, seringkali kita (terutama ibu-ibu) terpesona dengan raut wajah ganteng seorang kyai…maklumlah sudah terlalu lama imej kita dicekoki dengan film maupun sinetron yang selalu menampilkan tokoh ganteng sebagai lakon or seri or pihak yang benar….Tetapi saya setuju juga dengan televisi tentang penggambaran tokoh galak sebagai pihak yang jahat….karena kyai yang berwajah suntuk, selalu mrengut, jutek apalagi judes pastilah pikirannya penuh berisi hal-hal yang tidak baik…. Mungkin saja berisi kekecewaan-kekecewaan, ketidaknyamanan, kenegatifan, ketidakpuasan, amarah, ambisi…dan tentu saja sosok yang seperti ini susah untuk dijadikan panutan….Lalu tentang dahi yang berwarna hitam….?! Ah itu memang tanda dia rajin sholat…tapi itu dulu….Sekarang banyak sekali jenis make up yang bisa bikin jidat item….so…kalo ketemu yang model begituan bilang aja “sebelum sholat lantainya mbok disapu dulu Pak…khan kebersihan sebagian dari iman….” Atau langsung beri saja si jidat item dengan selembar sajadah sembari bilang “lain kali dipakai kalo mo sholat….biar jidatnya nggak kotor….

Bentuk Tubuh
Terus terang idenya muncul saat melihat sosok sang pengkhotbah kemaren…yang memiliki raut wajah ideal…hanya saja bertubuh gendut….he…he…he…Kalo menurut saya sih, seorang kyai harusnya memiliki fisik bagus alias tidak gemuk…karena itu berarti Pak Kyai juga rajin berolah raga….Tapi khan kadang Pak Kyai kebanyakan dzikir hingga gak sempet olah raga…?! Iya juga sih….tapi orang gemuk khan berarti orang yang suka makan….masak kyai suka banget makan…masih suka sesuatu yang deket dengan keduniawian……jadinya rakus dong….disamping itu, walau gak banyak bergerak hingga potensial menjadi gemuk, kyai khan harusnya dekat dengan yang namanya tirakat….apalagi dalam agama Islam banyak kali anjuran puasa sunah seperti puasa Suro, puasa Senin-Kemis, puasa Rejeban, Puasa Romadhon, Puasa Syawal, atau puasa Nabi Dawud yang sedina poso sedino ora iku….So…jika Pak Kyai gemuk maka pastilah dianya masih suka hal-hal yang bersifat keduniawian seperti makan enak misalnya….atau minimal dianya jarang puasa deh…..

Tutur Kata
Sebagai pembawa kebenaran…harusnya seorang kyai memiliki tutur kata yang lembut, bernada rendah and bersifat membujuk…..penuh kedamaian…..bukan dengan intonasi and nada tinggi, marah-marah, menghujat-hujat, apalagi memaki-maki….masak kyai seperti itu…emang apa bedanya dengan tukang obat di pasar-pasar Panjonan….?! Hanya saja prinsip ini sedikit meragukan jika menghadapi para kyainya FPI….yang setiap nada bicaranya pastilah meninggi….karena bagi mereka, menghadapi orang yang gak nggenah ya harus keras dan tegas….emang bener juga sih, soalnya bandit jaman sekarang orangnya malah lembut-lembut tapi penuh tipu daya….jadi sekali-sekali perlu dikerasi layaknya para jagoan dari FPI….Lalu apakah mereka patut untuk dijadikan panutan….?!

Konsisten
Ini juga penting…seorang kyai panutan harus konsisten antara ucapan dan perbuatan…jika dia selalu menyuarakan kebaikan maka hendaknya dia juga patut diteladani sebagai sosok yang penuh kebaikan….ojo koyo istilah Jawane ”Esuk dele sore tempe...” Seperti salah seorang tokoh NU yang mencla mencle itu….hingga ganti disindir sama lawan politik yang juga mantan santrinya “wajar dong dia marah-marah sedikit…namanya juga orang yang kalah….” Atau tingkah seorang kyai sejuta umat yang coba mendirikan partai saat mulai gak dipakai di partai lamanya….atau tingkah seorang artis yang juga kyai yang marah-marah di depan media hanya gara-gara gak diundang dalam perayaan ulang tahun mantan sobatnya….

Yang Paling Penting
Tentu saja terlepas dari itu semua, ada satu hal yang paling penting daripada sekedar menjadikan seorang kyai sebagai panutan….yakni meresapi dan mengamalkan kata-kata baik yang keluar dari bibir sang kyai…masalah pantas tidaknya seorang kyai sebagai panutan bagi saya jadi gak penting lagi….yang penting bukan sosoknya tapi isi yang diucapkannya…hingga siapa tahu dengan selalu berusaha mengamalkan kata-kata baik dari Pak Kyai…diam-diam Anda malah dijadikan panutan bagi orang-orang yang ada di sekeliling Anda…dan tentu saja hal itu akan baik bagi Anda bukan….?!

1 Responses to Sosok Kyai sebagai Panutan

  1. setyochannel berkata:

    Kebanyakan orang memang tak siap untuk menjadi manusia dewasa yang mandiri dalam beragama. Apalagi kita sering didoktrin, kita tak bisa mempergunakan akal untuk beragama…beragama menggunakan akal bisa menyesatkan ..katanya (lalu beragama pakai apa ya…dengkul?)

    Akhirnya orang-orang “berserah diri” pada mereka yang dianggap punya otoritas, seperti ustadz, murobby, kyai…..

    Padahal….kebenaran ada di dalam diri kita sendiri….Tuhan lebih dekat kepada kita dibanding siapapun juga…bahkan di dalam diri kita, bersemayam ruh-Nya yang agung.

Tinggalkan komentar